Selasa, 02 November 2010

ASAL USUL DAERAH CIBEUREUM (di Kab. Sukabumi)


Dahulu ada sebuah dusun kecil yang menempati suatu daerah terpencil. Dusun tersebut dikepalai oleh seorang kepala Dusun yang bernama Aki Kaliwirarga. Kepala Dusun ini mempunyai seorang anak yang bernama Asiwiraga, tetapi si Aki Kaliwiraga ini sudah tidak beristri.
Konon katanya, Dusun ini terletak di tepi hutan yang lebat. Daerah atau dusun ini terletak di tepian sungai yang panjang. Menurut cerita, anak si kepala Dusun ini sangat cantik sekali, sehingga banyak para pemuda yang jatuh hati kepada anak gadis ini. Tetapi mereka tidak berani.
Kecantikan anak gadis si kepala Dusun ini telah beredar ke daerah-daerah lain, karena pembicaraan dari mulut ke mulut. Banyak anak lelaki, anak Kepala Dusun lain yang datang berbondong-bondong untuk meminang anak gadis Ki Asiwiraga.
Kebudayaan di daerah ini adalah jika ada seorang wanita yang di perebutkan oleh banyak lelaki, maka si para lelaki ini di tuntut untuk mengikuti perang tanding. Begitupun dengan Aki Kaliwiraga untuk menikahkan putrinya yang cantik ini. Banyak putra kepala Dusun lain yang mengikuti sayembara perang tanding ini. Hingga pada waktunya, perang tanding ini dilaksanakan. Perang tanding ini dilaksanakan di dekat tepi sungai yang panjang. Perang tanding pun dimulai hingga tersisa dua jagoan yang unggul. Ternyata perang tanding ini dimenangkan oleh seorang pemuda Desa yang bernama Jakatengil, kemudian keduanya segera dinikahkan, karena di khawatirkan akan mengundang hal-hal yang buruk, diantaranya ke khawatiran akan penyerangan balasan dari pihak yang telah di kalahkan oleh Jakatengil.
Ternyata, apa yang dikhawatirkan terjadi, pada malam pernikahan putri Ki Kaliwiraga terjadi penyerangan, oleh pihak yang dikalahkan Jakatngil. Pada malam itu terjadilah peperangan antara dua Dusun. Peperangan ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang banyak, sampai-sampai air sungai yang jernih ini pun berubah warnanya menjadi merah. Darah pun banyak berceceran di sana sini, sehingga tanahpun berubah warnanya menjadi merah.
Karena Dusun ini belum bernama, maka dinamakan Weureum yang kemudian lama kelamaan berubah menjadi Beureum karena perubahan jaman. Konon katanya Asiwiraga dan Jakatengil belum meninggal sampai sekarang.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar